Sekarang tepat tanggal 12 juni 2009, itu berarti waktunya Satria dan teman-teman SMAnya buat refresing setelah minggu kemaren ujian nasional. Pagi-pagi mereka langsung berangkat menuju Lembang. Semua perlengkapan berkemah udah mereka siapin dari jauh-jauh hari. Sekarang waktunya untuk melepaskan semua rasa penat setelah belajar mati-matian buat persiapan ujian nasional.
“Let’s go to Lembang.. we are having fun….”, kata June, salah satu temen Satria.
Setuju……!!! Jawab semua kompak.
Tepat jam 9 pagi, mereka dah sampe di tempat tujuan. Dengan segera mereka membereskan semua perlengkapan untuk berkemah. mereka saling berkerjasama, ada yang membuat tenda, menata kayu buat api unggun, menyiapkan tepat baut memasak dan membereskan semua tas dan makanan yang telah dibawa dari rumah. Tepat jam 7 malam, semuanya telah beres.
“ Sekarang waktunya makan…………….”, kata Wahyu.
“ Dingin-dingin gini enaknya maem mie”, kata Erik.
“ Setuju…………………………”, jawab semua.
“ Tapi sebelumnya kita shalat dulu yuck”, kata Satria.
“ Oke…………………………….”, jawab semua kompak.
Setelah shalat dan makan, mereka pun ngobrol-ngobrol sambil menatap indahnya langit malam. Ketika mereka agy asik mengobrol, tiba-tiba…………………
“ Liat ada bintang jatuh……………………………”, teriak Fery sambil menunjuk sebuah bintang jatuh.
Secara spontan mereka langsung mengarahkan pandangan mereka ke bintang jatuh yang ditunjuk Fery.
“ Cepat sebutkan permintaan kalian”, kata Deni.
“ Iya benar, impian kalian pasti tercapai”, ucap Erik menambahkan.
Semua pun menyebutkan impian mereka. Tak kecuali Satria. Karena agy dek-dekan menunggu hasil pengumuman ujian nasional, Satria langsung berdoa:
“ Tuhan, bantulah aku lulus ujian nasional SMA”, ucap Satria spontan.
Setelah acara kemah itu selesai, mereka pun pulang.
Saat yang ditunggu pun tiba. Pengumuman hasil ujian nasional SMA.
Dan ternyata doa Satria terkabul. Satria Lulus.
Sekarang Satria pun dah lulus kuliah dan bekerja disebuah perusahaan tekstil. Tapi gajinya kecil. Setiap hari dia pulang pergi kerja dengan naik angkutan umum. Setiap kali Satria naik angkutan umum, dia selalu menyesali mengapa dulu waktu menyebutkan permohonan pada bintang jatuh, tidak mohon yang lebih dari sekedar lulus.
“Mengapa gak berdoa ingin kaya, sukses, punya pekerjaan yang bagus, mobil keren dan rumah mewah”, sesalnya dalam hati.
“ Pokoknya kalau liat bintang jatuh agy, harus sebutin semua impian gw”, tekatnya dalam hati.
Ketika dia agy asik melamun, tiba-tiba Erik mengagetkannya dan membuyarkan semua lamunannya.
“ Woi, ngelamun agy lw,, ntar kesambet loh”, ledek Erik.
“ Ah rese loh, ngagetin gw aja”, jawabnya kesal.
“ Yaelah gitu aja marah”, jawab Erik.
“ Iya, gw kgak marah. Eh, lw ko ada disini??”, tanya Satria.
“ Gw agy mau ke rumah sakit dekat tempat lw kerja” jawab Erik.
“ Sapa yang sakit??”, tanya Satria.
“ Gak ada yang sakit ko”, jawab Erik singkat.
“ Terus lw mau ngapain??” tanya Satria agy.
“ Gw dokter di RS ntu kali……………..”, jawab Erik.
“ Masa sich?? Mana ada dokter naek angkot?!”, ledek Erik.
“ Lah emangnya knpe?? Dokter kan juga manusia??”, jawab Erik santai.
“ Iya sieh, tapi aneh aja biasanya kan dokter bawa mobil”, jawab Satria agy.
“ Mobil gw agy diservice, jadi terpaksa gw naek angkot”, jawab Erik.
“ Oh gitu”, jawab Satria.
“ Eh, ngomong-ngomong dari dlu lw masih gini-gini aja, masih seneng naek angkot aja, a bosen apa??”, tanya Erik sambil ngeledek Satria.
“ Kurang ajar lw.. Gw sendiri aja ngerasa jenuh ma hidup gw, tapi ya mau gimane agy, mang kenyataannya gini”, jawab Satria pasrah.
“ Mungkin permohonan lw ma bintang jatuh gak dikabulkan ya, makanya hidup lw kaya gini??”, ledek Erik agy.
“ Enak aja, permohonan gw dikabulkan ko, Cuma saat itu gw hanya minta agar lulus ujian nasional aja”. Jawab Satria mengingat-ingat masa SMAnya itu.
“ Payah lw pren, kenapa cuma minta itu doang??”, tanya Erik sambil menepuk bahu Satria.
“ Abis saat itu yang kepikiran di otak gw cuma pengen lulus ujian nasional doang,” jawab Satria sedih.
“ Yaudahlah, mau gimane agy, kan udah lama tuh kejadian, yang penting mah lw jangan menyerah untuk kemajuan hidup lw”, jawab Erik sambil menghibur temannya itu.
“ Iya”, jawab Satria.
“ Oia, kata teman gw, bila kita melihat secara tidak sengaja tepat jam 11.11 baik siang maupun malam, terus kita menyebutkan permohonan kita, maka bisa terkabul”, Erik memberi tahu Satria.
“ Serius lw??”, tanya Erik gak percaya.
“ Kata teman gw sieh gitu”, jawab Erik menyakinkan.
“ Paling itu mitos doang”, jawab Satria.
“ Ya gak tau juga sich, gw belum pernah nyoba”, jawab Erik.
“ Yaudahlah. Ngomong-ngomong gw dah sampe nieh, gw duluan ya pren”, jawab Satria sambil melambaikan tangan kepada Erik.
Sambil berjalan menuju ruang kerjanya, Satria terus memikirkan perkataan temannya itu,
“Ah paling itu hanya mitos aja”, katanya dalam hati.
“ Tapi kalau pun itu benar, pokoknya pada saat itu tiba gw harus mengucapkan semua permohonan gw”, tekatnya dalam hati.
Di kantor, dia bekerja dengan serius dan sampai akhirnya waktu pulang tiba. Dengan bergegas dia keluar meninggalkan rung kerjanya.
Seperti biasa dia naek angkot pulangnya. Karena jarak menuju kantor ke rumahnya cukup jauh, sehingga dia harus naek angkot dua kali.
Tiba-tiba saja dia kebelet ingin buang air kecil.
“ Sabar-sabar sedikit agy terminal”, hiburnya dalam hati.
Kemudian dia pun melihat jam.
“ Ko lama banget sieh sampe terminalnya”, jawabnya kesal.
Seketika itu pun dia baru sadar kalau dia baru saja melihat jam menunjukan jam 11.11.
Dia pun langsung melihat jamnya. Ternyata benar sekarang tepat jam 11.11 malam.
Dengan segera dia mengucapkan permohonannya. Karena sudah gak tahan ingin buang air kecil. Tanpa sengaja dia mengucapkan permohonan yang aneh.
“ Tuhan semoga angkotnya cepat sampe terminal, terus ada toilet yang kosong dan bersih”, doanya dalam hari.
Angkot pun akhirnya tiba di terminal. Dengan segera dia menuju toilet di terminal tersebut. Doanya terkabul. Dia menemukan toilet yang kosong dan cukup bersih.
Setelah selesai, dia pun keluar toilet dengan perasaan lega.
Kemudian dia pun tersadar.
“ Oh my God, tadi gw mengucapkan permohonan apa waktu melihat jam tepat pukul 11.11?? Kenapa gw bilang kaya gitu?? Aduh bodohnya gw.”, sesalnya dalam hati.
Dengan perasaan sedih, dia melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.
0 komentar:
Posting Komentar