Rabu, 23 Maret 2011

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH

A. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah
Pada dasarnya, bimbingan dan konseling dilakukan dalam bentuk upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan dan penyembuhan. Setiap bentuk upaya tersebut mengacu kepada empat fungsi bimbingan yaitu
1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak – pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik. 
2. Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri – ciri kepribadian lainnya. Kegiatan fungsi penyaluran ini meliputi bantuan untuk memantapkan kegiatan belajar di sekolah menengah. Dalam melaksanakan fungsi, guru pembimbing / konselor perlu bekerjasama dengan pendidik lainnya di sekolah menengah maupun di luar sekolah menengah. 
3. Fungsi adaptasi, yaitu membantu petugas – petugas di sekolah khususnya guru, untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik. Dengan menggunakan informasi yang memadai para peserta didik, guru pembimbing / konselor dapat membantu guru untuk memperlakukan peserta didik secara tepat, baik dalam mengelola memilih materi pelajaran yang tepat dalam mengadaptasikan bahan pelajaran kepada kecepatan dan kemampuan peserta didik.
4. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajua dalam perkembangannya secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi, memahami, dan memecahkan masalah.
Sesuai dengan fungsiya, bimbingan dan konseling diarahkan kepada terselenggaranya dan terpenuhinya keperluan akan bantuan dalam hal pendataan, informasi dan orientasi, konsultasi, dan komunikasi kepada peserta didik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Dengan demikian akan terciptanya kemudahan bagi terselenggaranya proses dan tercapainya tujuan program pendidikan di Sekolah Menengah yang bersangkutan dengan lancar dan berhasil seperti yang diharapkan.




 B. Tujuan umum bimbingan dan konseling 
Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah : 
a. Memahami, menerima, mengarahkan, dan mengembangkan minat, bakat, serta kemampuan siswa seoptimal mungkin,
b. Menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, keluarga, sekolah dan masyarakat; serta
c. Merencanakan kehidupan masa depan siswa yang sesuai dengan tuntutan dunia pada saat ini ataupun masa yang akan datang.
Bimbingan dan konseling perkembangan di Sekolah menengah sebagai upaya pemberitahuan bantuan kepada peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya mereka dapat memahami dirinya sehingga mereka sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya.
C. Fokus Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah


Berdasarkan fungsi dan prinsip bimbingan, maka kerangka kerja layanan bimbingan dan konseling dalam suatu program bimbingan dan konseling yang dijabarkan dalam tiga kegiatan utama, yaitu layanan dasar bimbingan, layanan responsif, dan layanan perencanaan individual.
1. Layanan Dasar Bimbingan
Layanan dasar bimbingan adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan meningkatkan keterampilan – keterampilan hidupnya. Layanan dasar bimbingan ini disajikan secara sistematis bagi seluruh siswa, yang isinya sesuai dengan tujuan bimbingan dan konseling yang telah dikemukakan di atas.
Layanan dasar bimbingan ini juga berisi layanan bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan pribadi dan bimbingan karir, layanan ini untuk seluruh peserta didik, disajikan atau di luncurkan dengan menggunakan Strategi klasikal dan dinamika kelompok.
2. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh siswa pada saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventif, atau mungkin kuratif. Isi layanan Responsif adalah sebagai berikut :
a. Bidang pendidikan, topik-topiknya adalah pemilihan program studi di sekolah menengah yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuann; dan pemilihan program studi lanjutan di perguruan tinggi.
b. Bidang belajar, yaitu cara belajar efektif dan cara mengatasi kesulitan belajar.
c. Bidang sosial, yaitu cara memilih teman yang baik, cara memelihara persahabatan yang baik, cara mengatasi konflik dengan teman.
d. Bidang pribadi, yaitu pembetukan identitas karier, pengenalan karakteristik dan lingkungan pekerjaan, dan pembentukan pola karier.
e. Bidang disiplin, yaitu pengenalan tata tertib sekolah dan pengembangan sikap serta perilaku disiplin.
f. Bidang narkotika, yaitu pengenalan bahaya penggunaan narkotika dan pencegahan terhadap bahaya narkotika.
g. Bidang perilaku seksual, yaitu penngenalan bahaya perilaku seks bebas, cara berpacaran yang baik, serta pencegahan perilaku seks bebas.
h. Bidang kehidupan lainnya.
3. Layanan perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual adalah upaya bimbingan yang bertujuan membantu seluruh siswa membuat dan mengimplementasikan rencana – rencana pendidikan, karier, dan kehidupan sosial pribadinya. Tujuan utama dari layanan ini adalah membantu siswa belajar memantau dan memahami perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplementasikan rencana-rencana hidupnya atas dasar hasil pemantauan dan pemahamannya itu. Isi layanan perencanaan individual adalah sebagai berikut:
a. Bidang pendidikan yaitu perecanaan belajar dan perencanaan studi lanjutan.
b. Bidang karier, yaitu perecanaan pekerjaan, perencanaan jabatan, perncanaan pekerjaan ke perusahaan – perusahaan, dan perencanaan waktu luang untuk kegiatan yang produktif.
c. Bidang sosial pribadi yaitu perencanaan pengembangan konsep diri yang positif, serta perecanaan pengembangan keterampilan – keterampilan sosial yang tepat.

D. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan dan sarana penunjang kegiatan. Strategi yang diterapkan dalam layanan bimbingan dan konseling disebut strategi layanan bimbingan dan konseling.
Strategi bimbingan dan konseling dapat berupa konseling individual, konsultasi, konseling kelompok dan pengajaran remedial.
1. Konseling Individual
Konseling Individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli (siswa). Konseli mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat ia pecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesionaldalam jabatannya dengan pengetahuan dan keterampilan psikologi. Konseling ditujukan kepada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam masalah pendidikan, pekerjaan, dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Oleh karena itu, konseling hanya ditujukan kepada individu – individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.
Dalam konseling terdapat hubungan yang dinamis dan khusus, karena dalam interaksi tersebut, konseli merasa diterima dan dimengerti oleh konselor. Konseli merasa ada orang lain yang dapat mengerti masalah pribadinya dan mau membantu memecahkannya. Konselor dan konseli saling belajar dengan pengalaman hubungan yang bersifat khusus dan pribadi ini.
Dalam konseling diharapkan konseli dapat merubah sikap, keputusan diri sendiri sehingga ia dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan masyarakat sekitarnya.
2. Konsultasi
Konsultasi merupakan salah satu strategi bimbingan yang penting, sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil.
Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari seorang yang professional. Pengertian Konsultasi dalam program bimbingan dipanadang sebagai suatu proses menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah
3. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli. Isi kegiatannya terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
Penataan bimbingan kelompok pada umumnya berbentuk kelas yang beranggotakan 20 sampai 30 orang. Informasi yang diberikan dalam bimbingan kelompok itu terutama dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman mengenai orang lain, sedangkan perubahan sikap merupakan tujuan yang tidak langsung.
4. Konseling Kelompok
Konseling kelompok adalah suatu upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.
Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis yag terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi – fungsi terapi seperti sifat permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling memperlakukan dengan mesra, saling pengertian, saling menerima dan mendukung. Fungsi – fungsi terapi itu dikembangkan dalam suatu kelompok kecil melalui cara saling memperdulikan diantara para peserta konseling kelompok
5. Pengajaran Remidial
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan suatu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang berencana, terorganisir, terarah, terkoordinasi, terkontrol dengan lebih memperhatikan taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu atau kelompok siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya.
Pengajaran remedial merupakan salah satu tahap kegiatan utama dalam keseluruhan kerangka pola layanana bimbingan belajar, serta merupakan rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar mengajar. Secara skematik prosedur remedial tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Diagnostik kesulitan belajr mengajar.
2) Rekomendasi / referral.
3) Penelaahan kembali kasus.
4) Pilihan alternatif tindakan.
5) Layanan konseling.
6) Pelaksanaan pengajaran remedial.
7) Pengukuran kembali hasil belajar mengajar.
8) Reevaluasi / Rediagnostik.
9) Tugas tambahan.
10) Hasil yang diharapkan.
Startegi dan teknik pengajaran remedial dapat dilakukan secara preventif, kuratif jika dilakukan setelah program PBM utama selesai diselenggarakan. Pendekatan preventif ditujukan kepada siswa tertentu yang diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap pelajaran yang akan ditempuhya. Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari upaya diagnostic yang dilakukan guru selama berlangsung program PBM.

E. Personil Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah
Konselor, guru, administrator / kepala sekolah, orang tua siswa, siswa, semuaya berperan sebagai narasumber dalam program bimbingan. Konselor bertugas memberikan berbagai layanan dan mengkoordinasikan program bimbingan. Bekerjasama, serta mendukung peran guru dan administrator sekolah agar program bimbingan tersebut berhasil.
Adapun orang tua siswa dan anggota masyarakat dilibatkan dalam program bimbingan. Mereka masuk dalam komite atau dewan penasihat masyarakat sekolah yang bertugas memberikan rekomendasi, serta layanan dukungan terhadap konselor dan orang yang terlibat dalam program bimbingan.
Keterlibatan staf pengajar / guru adalah sangat penting. Oleh sebab itu guru harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan implementasi program. Konselor dan guru harus bekerja sama dalam merecanakan pelaksanaan program bimbingan. Kegiatan – kegiatan bimbingan disajikan dalam bidang materi yang tepat sehingga posisi guru tidak diganti oleh konselor dalam kelas.
Secara hukum, posisi konselor di Sekolah menengah telah ada sejak tahun 1975, yaitu sejak diberlakukannya kurikulum bimbingan dan konseling. Dalam sistem pendidikan di Indonesia konselor di Sekolah Menengah mendapat tempat yang cukup leluasa. Peran konselor sebagai komponen student support services, adalah men-support perkembangan aspek – aspek pribadi sosial, karir dan akademik siswa, melalui pengembangan menu program bimbingan dan konseling bantuan kepada siswa dalam individual student planning, pemberian layanan responsif, serta pengembangan sistem support. Pada jenjang ini konselor menjalankan semua fungsi bimbingan dan konseling, yang meliputi fungsi preventif, developmental, maupun fungsi kuratif.


Sumber :
http://imandede.blogspot.com/2009/10/layanan-bk-di-sekolah-menengah.html

1 komentar:

Posting Komentar